Rabu, 18 Agustus 2010

TEMAN TAPI MUSUH

Suatu hari di kelas. Nisa dan Ermin sedang mengobrol tentang wandi teman mereka yang suka berbuat onar.

Emin :Nis, kamu jangan dekat-dekat sama si wandi itu

Nisa :Lah, kenapamin,biar nakal gitu dia temen kita

Emin :Ia sih. Tapi……

Nisa :Tapia pa ?

Tiba-tiba Guntur datang

Guntur :Tapi dia itu suka memanfaatkan orang lain

Nisa :Ah masa begitu??

Guntur :Iya, masa tidak percaya

Nisa :ya jelas aku tidak percaya dia baik ko sama aku?

Emin :kamu belum tahu aslinya bentar juga pasti kamu tahu!

Nisa :Ah sudah-sudah tidak baik membicarakan orang terus

Guntur :aku kan ga mau aja entar kamu di manfaatin!

Nisa :begitu

Emin :ya sudah bersiplah untuk pulang!

Setal bel pulang mereka pun kembsli ke rumah. Di perjalaanan nisa pun bertemu wandi.

Wandi :Nis!! tunggu!

Nisa :Ya?ada apa

Wandi :taddi aku lihat kamu mengobrol dengan Guntur & ermin ?

Nisa :ya, kamu lihat..?kami mengobrolkan kamu.

Wandi :pasti tentang yang tidak baik ya? Mereka selalu begitu,selalu melebihkan

Nisa :masa?

Wandi :ah sudahlah, nanti juga kamu bakaltau sebenarnya.

Nisa :oh.ok. aku duluanya!

Wandi :ya hati-hati

Esoknya saat di sekolah………….

Nisa :tur,sebenarnya aku bingung

Guntur :bingung apa?

Nisa :yang salah tentang wandi itu apa sih.? Kemarin aku bertemu denganya, ia bilang kalian

terlalu berlebih-lebihan perkara

Guntur :(menghentak meja) Hah,lagunya saja itu .padahal memang benar

Tak lama kemudian Ermin dtang

Emin :lah?ada apa ini?

Guntur :masa wandi bilang kita terlalu berlebihan

Emin :hah!terlalu?terlalu apa…..mentang-mentang dia jago silat lalu seenaknya aja membuat onar!

Nisa :aku tetap tidak mengerti !kapan dia berbuat onar?aku tidak pernah tahu?

Emin :sudah-sudah nanti lah aku tunjukkan padamu

Nisa :hah,ya sudah

Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Nisa pun pergi ke kantin sekolah. Lagi-lagi ia bertemu wandi

Wandi :nisa! (sambil berlari membawa bakso)

Nisa :ya! ya!

Sedangkan di kejauhan terlihat keributan , Ermin dan Guntur tengah memalak anak-anak perempuan di kantin

Wandi :tu….tunggu! (berlari di tengah keributan)

Wandi :hei!hei! apa-apaan nih!mau malak lagi kalian

Ermin :ah kamu lagi! Banyak omong

Wandi :kalian!! jangan sampai aku main pukul ya!

Ermin :nah….nah lagi-lagi kau yang buat onar!

Wandi :aku hanya membela teman aku

Guntur :halah!banyak omong !

Melihat kejadian tersebutnisapun bergegas ke tengah keributan itu

Nisa :iya!sekarang aku lihat sendiri ,aku mengerti !

Ermin :ni….ni….nisa!

Nisa :kenapa?aku tau sekarang siapa yangbenar&siapa yang salah!

Guntur :bukan aku! kamu salah lihat!

Nisa :tidak.tampangmu dan ermin itu penipu.aku kira kalian yang baiktapi ternyata tidak!

Wandi :yah.ini yang selaama ini aku ingin beritahu nis.

Er&GU :kami minta maaf

Nisa :ya sudahlah,minta maaf juga sam wandi

Guntur :kami minta maaf wan

Wandi :ya, tak apa, jangan ulangi lagi perbuatan ini.

Akhirnya mereka semuanya bermaafan &bersahabat dengan rukun

Senin, 16 Agustus 2010

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
BY.GUNTUR SETIO BUDI

Jepang mulai kalah perang dari Amerika mulai tahun 1942. Kekalahan Jepang dapat kita lihat dalam perang Laut Karang (4 Mei 1942), perang di Guadacanal (6 November 1942), perang laut didekat kepulauan Bismark (1 Maret 1943). Pada perang didekat Kepulauan Bismark inilah, Laksamana Yamamoto, pelaksana dan otak pemboman Pearl Harbour tewas.
Kekalahan Jepang tersebut setidaknya telah menggoncangkan moral bala tentara Jepang di Asia Tenggara apalagi setelah pulau Saipan jatuh ketangan Amerika. Oleh karena itulah pada tanggal 7 September 1944………..

K. Koiso : Baiklah, saya berjanji akan memberikan kemerdekaan bagi Indonesia suatu saat nanti.
Soekarno : Terima kasih
Sebagai realisasi dari janji Jepang tersebut, maka pada tanggal 29 april 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase dan Suroso dengan anggota berjumlah 60 orang.
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, Amerika menjatuhkan bom atom dikota Hiroshima dan Nagasaki. Kemudian pada tanggal 11 Agustus 1945, pemimpin Jepang di Asia Tenggara, Marsekal Terauchi memanggil 3 tokoh bangsa Indonesia, yaitu……………
Utusan : Permisi, saya utusan dari Marsekal Terauchi. Saya diperintahkan untuk menjemput Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat ke Dallat, Vietnam Selatan untuk membicarakan 2 hal yaitu: Penentuan waktu kemerdekaan Indonesia dan Pembahasan kembali tentang batas-batas wilayah Indonesia sebagai Negara merdeka, yaitu bekas jajahan Hindia Belanda.
Radjiman : Baik, kami akan ikut
Berangkatlah ketiga tokoh beserta utusan tadi ke Dallat, Vietnam Selatan.ditempat yang sama juga berlangsung pelantikan Soekarno dan Hatta sebagai ketua dan wakil ketua PPKI. Setelah itu, ketiga tokoh bangsa Indonesia tersebut diperkenankan kembali ke tanah air.
Menyerahnya Jepang atas sekutu yang di umumkan oleh Tenno Heika melalui radio, mengakibatkan Jepang tidak dapat meneruskan janji atau usahanya mengenai kemerdekaan Indonesia.
Sementara itu……..
Syahrir : (gelisah sambil bolak-balik) Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada sekutu (mengulangi perkataannya berkali-kali)
B.M. Diah : (masuk sambil berlari) Syahrir! Syahrir! Bung Karno, Bung Hatta dan Bung Radjiman sudah pulang dari Dallat.
Syahrir : Benarkah itu?
B.M. Diah : Benar Syahrir, lebih baik anda segera menemui mereka!
Syahrir : Baiklah kalau begitu, aku segera menemui mereka. Terima kasih. (sambil berlalu)
B.M. Diah : Sama-sama (senyum)
Sutan Syahrir sampai ditujuan….
Syahrir : (masuk) permisi….Bung…begini, saya perwakilan dari golongan muda menyarankan agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa harus menunggu keputusan dari pemerintah Jepang.
Soekarno : Maaf, tapi kami tidak bisa menerima saran dari pihak kalian karena kami akan bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia jika telah diadakannya pertemuan dengan anggota PPKI yang lain.
Moh. Hatta : Benar, jika proklamasi dilaksanakan di luar sidang PPKI maka Negara Indonesia merdeka ini harus di pertahankan terhadap sekutu yang akan mendarat di Indonesia dan sekaligus tentara Jepang yang ingin mempertahankan jajahannya atas Indonesia untuk menjaga status quo sebelum kedatangan sekutu.
Syahrir : Baiklah kalau begitu, hal ini akan saya sampaikan kepada yang lainnya.
Soekarno : Terima kasih atas pengertiannya.
Keputusan Soekarno-Hatta tersebut kemudian disampaikan oleh Syahrir kepada golongan muda lainnya di Menteng Raya.
Syahrir : Begitulah yang dikatakan Bung Karno dan Bung Hatta
Sukarni : Ternyata begitu, ehmm….bagaimana kalau kita mengadakan rapat untuk membahas hal ini?
B.M. Diah : Baik, saya setuju
Sayuti Melik : Saya juga setuju. Saya akan mengumumkan hal ini kepada golongan muda lainnya untuk hadir rapat nanti.
Kemudian golongan muda mengadakan rapat di Lembaga Bakteriologi yang beralamat dijalan Pegangsaan Timur, rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Saleh…..
C. Saleh : (membaca hasil rapat) Hasil rapat kali ini adalah kita, sebagai golongan muda menuntut dan menegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri dan segala ikatan hubungan dan janji kemerdekaan harus diputus dan sebaliknya kita perlu mengadakan perundingan dengan Bung Karno dan Bung Hatta agar kita sebagai golongan muda di ikutsertakan dalam menyatakan proklamasi. Bagaimana hasil rapat kita, setuju?
Gol. Muda : Setuju…….
Setelah rapat, golongan muda yang diwakili oleh Darwis dan Wikana menemui Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Darwis : Begitulah Bung Karno, kami sudah mendiskusikan hal ini dan kami berharap agar kemerdekaan Inndonesia segera dilaksanakan
Wikana : Dan kami juga berharap agar di ikutsertakan dalam menyatakan proklamasi
Soekarno : Sekali lagi, terima kasih atas partisipasi kalian. Tapi maaf, kami tetap pada keputusan awal yaitu kami tetap akan menunggu pernyataan kemerdekaan itu dari Jepang
Akhirnya Darwis dan Wikana kembali dengan tidak membawa hasil apa-apa dan mereka kembali mendiskusikan masalah tersebut…………
Darwis : Jadi gimana? Apa yang harus kita lakukan sekarang? Bung Karno dan Bung Hatta tetap pada pendirian mereka.
Sukarni : Bagaimana kalau kita culik saja mereka?
B.M. Diah : Apa maksudmu dengan menculik, Sukarni?
Sukarni : Begini.....menculik disini bukan untuk kejahatan, tetapi untuk mengamankan mereka dari pengaruh dan tekanan Jepang dan yang lebih penting adalah agar mereka segera mau memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Gimana?
C. Saleh : Wah….idemu sangat bagus Sukarni. Baik, aku setuju dengan idemu.
B.M. Diah : Tapi kalau kita bawa mereka, akan kita bawa kemana mereka agar golongan tua dan Jepang tidak mengetahui keberadaan mereka?
Sukarni : Benar juga…dimana ya, tempat pengasingan yang cocok?
Sayuti Melik : Bagaimana kalau di Rengasdengklok? Disanakan sudah dikuasai oleh satuan Kompi Pasukan PETA sehingga pasti aman dari gangguan Jepang.
Darwis : Oh iya…lagipula, penguasa dan rakyat disekitar Rengasdengklok pada umumnya mendukung proklamasi kemerdekaan dan mereka juga anti terhadap Jepang.
C. Saleh : Baiklah kalau begitu…..keputusan terakhirnya adalah di Rengasdengklok, lagipula disitu dapat di awasi dari berbagai penjuru.
Akhirnya, para pemuda memutuskan untuk membawa Soekarno-Hatta ke kota Rengasdengklok, Jawa Barat.
Sementara itu, wakil golongan tua yaitu Achmad Soebardjo sibuk mencari informasi kebenaran tentang penyerahan Jepang kepada sekutu, namun tiba-tiba……..
Radjiman : (masuk) Soebardjo….ada yang gawat…..
Soebardjo : Tenang, tenang….apa yang gawat?
Radjiman : Soekarno dan Moh. Hatta….hilang….
Soebardjo : Apa! Aduh…..informasi tentang penyerahan Jepang kepada sekutu aja belum ada keterangannya. Sekarang, sekarang Soekarno dan Hatta lagi yang menghilang….(bingung). Ya sudah, makasih atas infonya…
Radjiman : Sama-sama. kalau begitu, aku akan pergi untuk mencari mereka. (pergi)
Soebardjo : Aduh….bagaimana ini ya? Kemana lagi mereka….
Wikana : (lewat didepan rumah Achmad Soebardjo)
Soebardjo : Wikana! Sebentar!
Wikana : Iya, ada apa?
Soebardjo : Begini, saya baru dapat kabar bahwa Soekarno dan Hatta menghilang. Jadi, apa kamu tahu dimana mereka sekarang?
Wikana : Ehm….gimana ya?
Soebardjo : Wikana, katakan saja yang sejujurnya. Aku berjanji, proklamasi kemerdekaan pasti dilaksanakan pada tanggal 17 agustus 1945.
Wikana : Baiklah, aku pegang janji anda. Sekarang, Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok.
Soebardjo : Ok, terima kasih atas bantuannya.
Pada saat itu juga Achmad Soebardjo datang ke Rengasdengklok dan meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi pasti dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehingga pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Soekarno-Hatta harus dibawa kembali ke Jakarta. Mr. Achmad Soebardjo adalah seorang yang dekat dengan golongan tua maupun muda, bahkan dia sebagai penghubung dengan pemuka Angkatan Laut Jepang Laksamana Madya Maeda.
Moh. Hatta : Soebardjo, tolong segera menelpon Hotel Des Indes untuk tempat rapat dalam merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan ini.
Soebardjo : Baik, akan segera saya telpon. (mengambil HP lalu menelpon) halo, Hotel Des Indes… saya ingin memesan tempat untuk mengadakan suatu rapat, apa bisa? (mendengarkan ditelpon) oh…..ternyata begitu, baik terima kasih…..(menutup telpon)
Moh. Hatta : Bagaimana? Apa bisa?
Soebardjo : Pihak Hotel menolak karena sekarang sudah terlalu malam, tepat jam 24.00 WIB.
Moh. Hatta : Jadi, dimana kita akan rapat untuk merumuskan naskah proklamasi? Kita tidak mungkin menggunakan disembarang tempat, tempat itu harus benar-benar aman.
L. Maeda : Mr. Soebardjo….kalau Mr dan teman-teman Mr mau, saya punya rumah bisa dipakai untuk rapat dalam merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan ini. Dan saya punya jamin, kalau rumah saya aman dan terlindung. Bagaimana?
Soebardjo : bagaimana Bung Karno dan Bung Hatta?
Soekarno : Baiklah, saya setuju karena sudah ada jaminan keamanan dari tuan rumah
Moh. Hatta : Lagipula, kita harus segera merumuskannya karena waktunya juga sudah sebentar lagi.
Akhirnya naskah proklamasi kemerdekaan pun dirumuskan di kediaman Laksamana Maeda yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 1. Pihak yang hadir dalam perumusan naskah tersebut adalah golongan tua, golongan muda dan segenap anggota PPKI.
Soekarno : Baik, mari kita mulai dalam merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan. Sebagai awal, saya akan memberitahukan tim perumusnya. Yang pertama, Perumus kalimat adalah Achmad Soebardjo dan Moh. Hatta. Yang kedua, Penulis adalah saya sendiri. Yang ketiga, Saksi adalah B.M. Diah, Sudiro, dan Sayuti Melik. Dan yang terakhir, Pengetik adalah Sayuti Melik. Baiklah, mari kita memulai merumuskannya…..
Soebardjo : Bagaimana kalau kalimatnya berbunyi seperti ini “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”
Soekarno : Atau seperti ini “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara secermat-cermatnya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”

Moh. Hatta : Lebih baik kalimat kalian di gabungkan menjadi 2 kalimat proklamasi. Kalimat pertama berbunyi “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Dan kalimat kedua berbunyi “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara secermat-cermatnya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Bagaimana, setuju?
Semuanya : Setuju….
Soekarno : Baik, naskah proklamasi sudah selesai dirumuskan. Sayuti, tolong diketik!
Sayuti Melik : Baik. (sambil berjalan tapi terhenti) tapi Bung, siapa yang menandatangani teks ini? Kan, kalau tidak ada tandatangannya berarti teks ini tidak sah.
Semua : (ribut) Iya ya….siapa yang menandatangani….
Sukarni : Bagaimana kalau Soekarno dan Moh. Hatta saja yang menandatangani teks proklamasi ini. Siapa yang setuju?
Semua : (angkat tangan dengan menunjukkan persetujuan yang bulat)
Akhirnya, Soekarno dan Moh. Hatta pun menandatangani teks proklamasi tersebut yang kemudian diketik oleh Sayuti Melik.
Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta atau di kediaman Ir. Soekarno. Acara yang direncanakan dalam upacara pembacaan proklamasi adalah pembacaan proklamasi, pengibaran Bendera Merah Putih yang diiringi oleh lagu Indonesia Raya karangan W.R. Soepratman.
Menjelang pukul 10.00 WIB, hampir semua tokoh pejuang hadir di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Upacara pembacaan Proklamasi Kemerdekaan berlangsung tanpa protokoler.
Latif : Untuk barisan, siap…….grak!
(suasana hening)
Latif : Kepada Ir. Soekarno dan Moh. Hatta, dipersilahkan membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dengan suara yang mantap, Soekarno menyampaikan pidato pendahuluan sebelum membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan.
Soekarno : Baiklah….pada hari ini, mari kita sama-sama mendengarkan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l, diselenggarakan dengan tjara saksama dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.


Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun’05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta









Setelah membacakan teks proklamasi, soekarno berpidato secara singkat. Acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latif Hendraningrat.
Latif : Siap…..grak. luruskan...langkah tegak maju, jalan! Bendera siap…..
Secara spontan hadirin mengiringi penaikan bendera dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Hadirin kemudian mendengarkan pidato walikota Jakarta Sowiryo dan Dr. Muwardi.
Upacara pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI berlangsung sekitar 1 jam. Namun demikian, pengaruhnya besar sekali sebab peristiwa tersebut membawa perubahan besar bagi bangsa Indonesia yaitu bangsa Indonesia yang merdeka. Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia disebarluaskan diseluruh Indonesia melalui kantor berita Domei dan radio Hoso Kantri Kyoku. Selain itu juga melalui surat kabar, poster, pamflet, dan berita dari mulut ke mulut.